Kira-kira awal bulan juni, ketika haid mulai telat hari
ke-3, saya udah mulai-mulai minta suami buat beli test pack karena curiga
(well, more like hoping kalau hamil). Suami langsung beli test pack ke
minimarket sepulang ngajar 3 macem merk sekaligus; andalan, akurat, dan sensitif dengan
kisaran harga antara 15 sampai 20-an.
Ini kali pertama liat dan megang langsung yang namanya test
pack. Besok paginya langung coba pake setelah browsing-browsing cara pemakaian
dan baca aturan pakai. Pakai test pack baiknya pagi hari, air seni pertama yang
keluar setelah bangun tidur. Karena air seni pagi hari mengandung hcg (hormon kehamilan) lebih banyak
… .
Maka, dicobalah pakai test pack sebelum sholat subuh. Hasilnya…
Karena masih awam dan belum paham betul (padahal udah baca
petunjuk-_-‘) cara pemakaian test pack, hasilnya kelihatan negative, which is
Cuma satu garis. Beberapa saat kemudian sih muncul satu garis tipis lagi, tapi
karena ku kira udah di luar batas waktu nunggu jadi.. ya saat itu hasil
diputuskan negative.
Jadi, pemakaian test pack yang bener itu ditunggu dulu 3 – 5
menit, kemudian dilihat hasilnya. Tapi, hasil setelah di atas 8 – 10 menit
sudah tidak terpakai. Karena, kadang garis baru malah akan muncul. Nah, saat
itu saya pahamnya, kalau hasil di bawah 5 menit itu yang relevan. Padahal itu
baru waktu menunggunya. (Dan ini, baru aku ngerti keesokan harinya setelah
dijelasin bidan.)
Malemnya, karena masih penasaran (and somehow I believe that
I was pregnant), aku coba lagi untuk kedua kalinya dengan masih pemahaman sama
yang salah tentang penggunaan test pack. Hasilnya, no wonder, still negative.
Suami aku sih saat itu santai-santai aja bilang ‘emang belum
kali yang.’ Padahal, kita ma udah yakin. Jadinya gemes sendiri.
Besok paginya, aku masih ngeyel diem-diem cobain test pack
lagi (pantang menyerah!). hasilnya mirip dengan yang kemaren sih, satu garis
tebel dan satu garis yang samaaaaar aja. Kegundahanlah menyerang.. pasalnya,
hari itu bertepatan banget sama rencana trip ke Batang, Jawa tengah, kampungnya
suami untuk ngehadirin kondangan sohibnya.
Hati kecil masih terus aja meyakini kalau I was pregnant at
that moment, no doubt, no doubt even hasil-hasil test pack itu semua meragukan.
Karena itu, ditambah banyak baca artikel yang sukses bikin parno untuk gak
nge-trip jauh dulu selama kehamilan muda karena masih fragile, jadilah.. aku
paksa suami setelah pulang ngajar pagi untuk nyamperin bidan deket rumah.
Padahal suami udah coba bilang kalau mungkin memang belom. Dia gak pengen aku
kecewa kalau emang ternyata hasilnya belom. But, you know honey, I was talking
as a mom back there :p
So, berangkatlah kita pagi-pagi, sekitar jam 7.00,
ngetok-ngetok rumah bidan yang masih tutup. Nunggu sebentar akhirnya dipersilahkan
masuk, kayaknya bidannya abis taking a nap pagi dari penampilannya hehe. Habis
cerita tentang percobaan test pack dan rencana trip, bidan cek perut, di
tekan-tekan halus. Karena emang telatnya baru hitungan hari, bidan dari awal
sudah bilang kalau akan belum teraba. Di usg-pun akan belum kelihatan, kecuali
melalui usg vaginal. Tapi sih bidannya juga sepakat kalau kemungkinan udah
hamil. (gak tau ini nenangin aku atau emang betul hehe) Bidan bilang, kalau
masih awal garis mungkin memang masih samar karena kadar … masih rendah. Tapi
selama udah ada 2 garis, bisa dibilang sudah masuk masa kehamilan.Jadi, bidan
nyaranin kalau emang penasaran banget untuk usg. Pulangnya kita juga dibekelin
1 test pack lagi merek onemed buat dicoba besok paginya.
Siangnya, setelah sholat Jum’at, drama dimulai. Aku masih
kekeuh kalau khawatir ikut trip karena yakin udah mulai masuk masa kehamilan.
Sedangkan suami masih maksa halus untuk stick to the plan yang dia udah dari
sebulan lalu beli tiket. Lagian masa itungan masih pengantin baru (kita nikah
bulan april), sudah harus pulang kampong dan kondangan sendiri lagi kaya
jomblo. Tapi, aku masih aja kekeuh sampai ngambek. Terus minta pendapat ke
ibuku gimana baiknya. Dan as I expected, ibu juga setuju aku batalin trip. Bukan
pilih kasing loh sayang, dukung anaknya, mungkin ibu sebenernya udah kepengen
banget punya cucu. It was somehow happy news for her, yang kita deliver dengan
drama. Maka, tambah kekeuhlah aku.
Akhirnya, kamu harus pulang kampong sendirian, setelah
nitipin aku di rumah ibu. Huhu.. maafin aku ya, saying. Bener-bener ngerasa
bersalaaah banget. Tapi begitu denger bapak-ibu kamu (mertuaku) disana juga
ngerti dan malah dukung aku, I couldn’t help but feeling love and smug hehe..
Ah, back to test pack.. besok paginya sesuai saran bidan aku
test pack lagi. Dan kali ini udah dengan pemahaman yang benar tentang cara
penggunaan test pack. Hasilnya garis kedua emang masih samar tapi agak lebih
tebel dari kemaren. Terus langsung aku tunjukin hasil test pack baru ke ibu.
Dan dengan senyum-senyumnya, ibu bilang “udah hamil ini ma.” Ini sekalian doa
mungkin ya. *hug
Aku foto dan kirim ke suami, jawaban suami masih
sama. “iya, semoga memang betul ya.”
Heduuuh.. si ayang ma. but i know deep down you wish the same, dont you?